Tugas
DASAR TELEKOMUNIKASI
LA ODE SUWARNO
E1D1 16 047
JURUSAN S1 TEKNIK
ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALU
OLEO
KENDARI
2017
Tugas 2
DASAR TELEKOMUNIKASI
LA ODE SUWARNO
E1D1 16 047
JURUSAN S1 TEKNIK
ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALU
OLEO
KENDARI
2017
PENGERTIAN TRANSDUCER DAN SENSOR
Gbr 1:Transducer
sebagai pengalih besaran
Transducer (Transduser) adalah suatu alat
yang dapat mengubah suatu bentuk energi ke bentuk energi lainnya. Bentuk-bentuk
energi tersebut diantaranya seperti Energi Listrik, Energi Mekanikal, Energi
Elektromagnetik, Energi Cahaya, Energi Kimia, Energi Akustik (bunyi) dan Energi
Panas. Pada umumnya, semua alat yang dapat mengubah atau mengkonversi suatu
energi ke energi lainnya dapat disebut sebagai Transduser (Transducer).
Sensor adalah elemen sistem yang secara
efektif berhubungan dengan proses dimana suatu variabel sedang diukur dan
menghasilkan suatu keluaran dalam bentuk tertentu tergantung pada variabel
masukannya, dan dapat digunakan oleh bagian sistem pengukuran yang lain untuk
mengenali nilai variabel tersebut. sebagai contoh adalah sensor termokopel yang
memiliki masukan berupa temperatur serta keluaran berupa gaya gerak listrik
(GGL) yang kecil. GGL yang kecil ini oleh bagian sistem pengukuran yang lain
dapat diperkuat sehingga diperoleh pembacaan pada alat ukur.
1.
MACAM-MACAM TRANSDUCER
Contoh-contoh transducer:
·
Mikrofon : besaran akustik →besaran listrik
·
Loudspeaker: besaran listrik→ besaran akustik
·
Tabung sinar katoda :besaran listrik →besaran
gambar
·
Foto sel: besaran cahaya →besaran listrik
2.1 MIKROFON
Mikrofon tergantung kepada sudut
peninjauannya dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Sudut peninjauan gejala fisis:
·
Mikrofon arang: Mikrofon bekerja berdasar
perubahan resistansi R
·
Mikrofon elektrodinamis: Mikrofon yang
bekerja berdasar perubahan induktansi L
·
Mikrofon kondensator: Mikrofon yang bekerja
berdasar perubahan kapasitor C
2. Sudut peninjauan diagram arah:
·
Mikrofon Non Directional: Mikrofon yang
mempunyai kepekaan penerimaan sama dari segala arah
·
Mikrofon Uni Directional: Mikrofon yang
kepekaan penerimaannya maksimum dr suatu arah tertentu.
·
Mikrofon Bi Directional: Mikrofon yang
kepekaan penerimaannya maksimum dari 2 (dua) arah tertentu.
3. Sudut peninjauan tekanan getaran:
·
Mikrofon Tekanan
·
Mikrofon Beda Tekanan.
2.2 LOUDSPEAKER
Fungsi louspeaker adalah untuk merobah
besaran listrik menjadi besaran akustik.
Berdasar cara kerjanya maka loudspeaker dapat
dibedakan atas:
·
Loudspeaker radiasi langsung/direct radiated
loudspeaker
·
Loudspeaker radiasi tak langsung /
loudspeaker corong / horn loudspeaker.
Ø LOUDSPEAKER RADIASI LANGSUNG
Keterangan:
1.
Celah udara utk sirkulasi
2.
Kumparan
3.
Inti kumparan dari bahan ferromaknetis
4.
Armatur besi lunak
5.
Membran yang menempel pada armatur
Gbr.2: Bagan suatu Loudspeaker Radiasi Langsung
Cara kerja:
Arus iac yang berasal dari output Audio
Amplifier akan dialirkan melalui kumparan sehingga membangkitkan fluks maknit фm
yang besarnya tergantung kepada jumlah lilitan serta bahan inti dari kumparan
tersebut. Selanjutnya fluks maknit фm menyebabkan timbulnya medan maknit Em dan
gaya maknit Fm yang besarnya tergantung dari besarnya фm tersebut
Gaya maknit Fm akan menarik armatur untuk
mendekat misalnya sejauh ∆x, dan nilai ∆x ini sebanding dengan фm .
Karena arus iac yang mengalir adalah arus
bolak balik, maka nilai ∆x bisa positip atau negatip, dalam arti bahwa armatur
tersebut bisa bergerak mendekat atau menjauh.
Perobahan posisi armatur yang secara
bergantian mendekat dan menjauh tersebut berlangsung dengan kecepatan sesuai
frekuensi arus yang masuk (100 -10.000 Hz untuk musik ).
Karena membran menempel padanya, maka gerakan
ini akan diikuti pula oleh membran, dikatakan membran bergetar.
Getaran membran akan membangkitkan suara yang
merupakan besaran akustik.
Ø HORN LOUDSPEAKER / LS. RADIASI TAK LANGSUNG
1.
Celah udara untuk sirkulasi
2.
Kumparan
3.
Inti kumparan dari bahan ferromaknetis
4.
Armatur besi lunak
5.
Membran yang menempel pada armatur
Gbr.3:
Bagan suatu Loudspeaker Radiasi Tak Langsung
Cara kerjanya:
Cara kerjanya mirip dengan Loudspeaker
Radiasi Langsung, akan tetapi disini dengan adanya corong / horn yang panjang,
getaran membran tidak secara langsung diradiasikan.
2.3 TABUNG SINAR KATODA ( CRT )
Gbr.4:
Bagan suatu Tabung Sinar Katoda
Prinsip kerja:
a.
Bila katoda dipanasi oleh filamen maka dr
permukaannya akan ditembakkan / diradiasikan elektron dalam jumlah besar.
b.
Control grid akan mengatur arah radiasi dari
elektron-elektron tersebut sehingga akan menuju kesatu arah tertentu, sehingga
akhirnya mayoritas elektron akan menuju anoda.
c.
Saat meliwati anoda pemberkas
elektron-elektron membentuk suatu berkas yang sempit. Penyempitan elektron pada
anoda pemberkas terjadi dengan bantuan 2 pasang pelat paralel sebagaimna pada
Gbr. 5.
Gbr.5:
Anoda pemberkas yang berfungsi menyempitkan berkas elektron yang melaluinya.
Kedua pasang pelat diberi tegangan sedemikian
rupa hingga timbul medan maknit yg arahnya dr kutub positip menuju kutub
negatip. Medan maknit ini selanjutnya menekan / menjepit berkas elektron yang
melaluinya sehingga membentuk berkas yang sangat sempit.
d.
Pelat anoda pemercepat:
Sepasang pelat anoda pemercepat akan memacu
elektron agar punya kecepatan yang sangat tinggi.
e.
Pelat defleksi vertikal:
Berkas elektron merambat diantara 2 pelat
defleksi vertikal yg terdiri dari 2 pelat paralel sebagaimana Gbr.6.
.
Gbr.6: Pelat defleksi vertikal yang
membelokkan berkas elektron dalam arah vertikal.
Prinsip kerja pelat defleksi vertikal:
1.
Lintasan elektron akan lurus dan menumbuk
layar dititik P bila kedua pelat mempunyai tegangan yng sama.
2.
Lintasan elektron melengkung keatas dan
menumbuk layar dititik Q bila tegangan X lebih positip dari tegangan Y.
3.
Lintasan elektron akan melengkung kebawah dan
menumbuk layar dititik R bila tegangan Y lebih positip dari tegangan X.
f. Pelat defleksi horizontal:
Gbr.8: Pelat defleksi horizontal yang
membelokkan berkas elektron dalam arah horizontal.
Prinsip
kerja pelat defleksi horizontal:
1. Lintasan elektron akan lurus dan menumbuk layar dititik P
bila kedua pelat mempunyai tegangan yng sama.
2. Lintasan elektron melengkung kedepan dan menumbuk layar
dititik S bila tegangan X lebih positip dari tegangan Y.
3. Lintasan elektron akan melengkung kebelakang dan
menum-buk layar dititik T bila tegangan Y lebih positip dr tegangan X.
2.4 FOTO SEL
Gbr.9: bagan suatu
foto sel.
Foto sel berfungsi merobah besaran cahaya
menjadi besaran listrik.
Prinsip kerja:
Berkas cahaya yang datang / jatuh pada katoda
akan memanas-kan katoda sehingga elektron yang terdapat pada permukaan katoda
tersebut akan teradiasi.
Secara otomatis elektron akan tertarik dan
terkumpul di anoda, berarti terjadi aliran elektron dari katoda ke anoda.
Semakin besar enersi cahaya, semakin banyak
pula elektron yang smpai di anoda.
Karena aliran elektron berlawanan dengan arah
arus, maka dengan perkataan lain ada aliran arus i dari anoda ke katoda, arus
mana akan mengalir searah jarum jam.
Besarnya tegangan out put rangkaian diatas
adalah Vout = i RL Volt.
3.
MACAM-MACAM SENSOR
Berikut ini merupakan macam-macam Sensor
beserta Fungsi dan Implementasinya
3.1 SENSOR CAHAYA
Sensor cahaya,
seperti namanya sensor ini digunakan terhadap objek-objek yang memiliki bentuk
warna atau cahaya, yang diubah menjadi daya yang berbeda-beda.
Sensor cahaya terdiri dari 3 macam kategori:
1. Fotovoltaic, prosedur kerja dari sensor ini yaitu,
mengubah energi sinar langsung menjadi energi listrik, dengan adanya penyinaran
cahaya akan menyebabkan pergerakan elektron dan menghasilkan tegangan.
2. Fotokonduktif (fotoresistif ), sensor ini memberikan
perubahan tahanan (resistansi) pada sel-selnya. prinsip kerjanya, semakin
tinggi intensitas cahaya yang terima sensor, maka akan semakin kecil pula nilai
tahanannya.
3. Fotolistrik, sensor yang berprinsip kerja berdasarkan
pantulan karena perubahan posisi/jarak suatu sumber sinar (inframerah atau
laser) ataupun target pemantulnya, yang terdiri dari pasangan sumber cahaya dan
penerima.
Berikut ini merupakan beberepa contoh dari
sensor cahaya:
a. LDR (Light Dependent Resistor)
Sensor ini berfungsi untuk mengubah itensitas
cahaya menjadi hambatan listrik. Prinsip kerja dari LDR (Light Dependent
Resistor) yaitu, semakin tinggi intensitas cahaya yang mengenai permukaan LDR
(Light Dependent Resistor) maka hambatan listrik yang dihasilkan semakin besar,
dan sebaliknya. Sensor ini dapat diimplementasikan dalam pembuatan lampu
otomatis. Lampu yang secara otomatis hidup dimalam hari, dan mati disiang hari.
Lampu hidup dikarenakan intensitas cahaya yang terbaca oleh sensor sangatlah
minim, dan sebaliknya.
Gambar
LDR
b. Fotodiode
Fotodiode ini berfungsi untuk mengubah
intensitas cahaya menjadi konduktivitas dioda. Fotodiode sejenis dengan dioda
pada umummya, perbedaannya pada fotodiode ini adalah dipasangnya sebuah lensa
pemfokus sinar untuk memfokuskan sinar jatuh pada pertemuan ”pn”.
Gambar
Fotodiode
Prinsip kerja : Energi pancaran cahaya yang
jatuh pada pertemuan “pn” menyebabkan sebuah elektron berpindah ke tingkat
energi yang lebih tinggi. Elektron berpindah ke luar dari valensi band
meninggalkan hole sehingga membangkitkan pasangan elektron bebas dan hole.
Contoh produk yang menggunakan sensor Fotodiode, mungkin kawan_kawan sudah tahu
tentang robot yang satu ini, Line Follower atau lebih jelasnya Line Tracer.
Sensor Fotodiode digunakan untuk menerima input perbedaan warna dari objek
garis yang dipantulkan oleh pancaran lampu LED, sehingga Line Tracer dapat
melaju dengan tepat melewati garis.
c. Fototransistor
Berfungsi untuk mengubah intensitas cahaya
menjadi konduktivitas transistor. Fototransistor sejenis dengan transistor pada
umummya. Perbedaannya terletak pada, fototransistor dipasang sebuah lensa
pemfokus sinar pada kaki basis untuk memfokuskan sinar jatuh pada pertemuan
”pn”.
Gambar
Fototransistor
3.2 SENSOR TEKANAN
Sensor
tekanan sensor ini memiliki transduser yang mengukur ketegangan kawat, dimana
mengubah tegangan mekanis menjadi sinyal listrik. Dasar penginderaannya pada
perubahan tahanan pengantar (transduser) yang berubah akibat perubahan panjang
dan luas penampangnya. Contoh produk yang menggunakan sensor Tekanan, seperti:
Alat untuk mendeteksi tekanan darah orang dewasa secara otomatis. Alat
tersebut dilakukan dengan manset yang dipasang di lengan pasien, kemudian
dipompa sampai pada tekanan tertentu yang selanjutnya baru dilakukan pengukuran
tekanan darah.
Gambar
Sensor Tekanan
3.3 SENSOR PROXIMITY
Gambar
Sensor Proximity
Proximity
sensor atau yang disebut “ sensor jarak” adalah sebuah sensor yang mampu
mendeteksi keberadaan benda yang berada didekatnya tanpa melakukan kontak fisik
secara langsung. Biasanya sensor ini tediri dari alat elektronis
solid-state yang terbungkus rapat untuk melindungi dari pengaruh getaran,
cairan, kimiawi, dan korosif yang berlebihan. Sensor proximity dapat
diaplikasikan pada kondisi penginderaan pada objek yang dianggap terlalu kecil
atau lunak untuk menggerakkan suatu mekanis saklar. Contoh pemanfaatan dari
sensor Proximity yaitu pada Smartphone yang pada proses pengaplikasiannya
menggunakan teknik Air Gesture. Dimana penggunanya dapat melakukan
manajemen akses ke smartphone tanpa melakukan kontak fisik ke layar smartphone.
3.4 SENSOR ULTRASONIK
Gambar
Sensor Ultrasonik
Sensor
ultrasonik bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara, dimana sensor
ini menghasilkan gelombang suara yang kemudian menangkapnya kembali dengan
perbedaan waktu sebagai dasar penginderaannya. Perbedaan waktu antara gelombang
suara dipancarkan dengan ditangkapnya kembali gelombang suara tersebut adalah
berbanding lurus dengan jarak atau tinggi objek yang memantulkannya. Jenis
objek yang dapat diindera diantaranya adalah: objek padat, cair, butiran maupun
tekstil. Banyak produk-produk yang pada pemrosesannya menggunakan sensor
Ultrasonik. Misalnya: pada Robot KRCI (kontes robot cerdas indonesia) tergolong
semua kontestan menggunakan sensor Ultrasonik. Sehingga robot dapat melalui
rintangan dengan tidak menyentuh objek-objek yang berada disekitarnya.
3.5 SENSOR KECEPATAN
(RPM)
Gambar
Sensor Kecepatan
Proses
penginderaan sensor kecepatan merupakan proses kebalikan dari suatu motor,
dimana suatu poros/object yang berputar pada suatui generator akan menghasilkan
suatu tegangan yang sebanding dengan kecepatan putaran object. Kecepatan putar
sering pula diukur dengan menggunakan sensor yang mengindera pulsa magnetis
(induksi) yang timbul saat medan magnetis terjadi. Contohnya pada alat pengukur
kecepatan speedometer. Alat tersebut mengukur kecepatan laju motor dalam
kilometer perjam.
3.6 SENSOR MAGNET
Gambar Sensor
Magnet
Sensor
Magnet atau disebut juga relai buluh, adalah alat yang akan terpengaruh medan
magnet dan akan memberikan perubahan kondisi pada keluaran. Seperti layaknya
saklar dua kondisi (on/off) yang digerakkan oleh adanya medan magnet
di sekitarnya. Biasanya sensor ini dikemas dalam bentuk kemasan yang hampa dan
bebas dari debu, kelembapan, asap ataupun uap. Implementasi dari alat ini
seperti, Pengukuran medan magnet berbasis komputer terdiri dari sensor
medan magnet UGN3503, Op-Amp LM358 dan ADC 0804. Prinsip kerja alat adalah
mendekatkan magnet pada sensor. Keluaran sensor berupa tegangan akan dikuatkan
oleh op-amp agar dapat diproses oleh ADC. Selanjutnya tegangan dikonversi oleh
ADC menjadi data digital, kemudian diolah oleh komputer dengan program visual
basic dan hasilnya ditampilkan pada PC.
3.7 SENSOR PENYANDI
(ENCODER)
Gambar
Sensor Penyandi (Encoder)
Sensor
Penyandi (Encoder) digunakan untuk mengubah gerakan linear atau
putaran menjadi sinyal digital, dimana sensor putaran memonitor gerakan putar
dari suatu alat. Sensor ini biasanya terdiri dari 2 lapis jenis penyandi,
yaitu; Pertama, Penyandi rotari tambahan (yang mentransmisikan jumlah tertentu
dari pulsa untuk masing-masing putaran) yang akan membangkitkan gelombang kotak
pada objek yang diputar. Kedua, Penyandi absolut (yang memperlengkapi
kode binary tertentu untuk masing-masing posisi sudut) mempunyai cara
kerja sang sama dengan perkecualian, lebih banyak atau lebih rapat pulsa
gelombang kotak yang dihasilkan sehingga membentuk suatu pengkodean dalam
susunan tertentu. Contohpengimplementasiannya yaitu sensor ini dapat dibuat
menjadi suatu sistem yang dapat menghitung kekuatan gempa bumi dengan
menggunakan sensor incremental rotary encoder dan diolah oleh mikrokontroler.
3.8 SENSOR SUHU
Gambar
Sensor Suhu
Seperti namanya, sensor ini tentunya digunakan untuk mendeteksi suhu. Terdapat
4 jenis utama sensor suhu yang umum digunakan,
yaitu thermocouple (T/C) resistance temperature detector (RTD),
termistor dan IC sensor. Thermocouple pada intinya terdiri dari sepasang
transduser panas dan dingin yang disambungkan dan dilebur bersama, dimana
terdapat perbedaan yang timbul antara sambungan tersebut dengan sambungan
referensi yang berfungsi sebagai pembanding. Resistance Temperature Detector (RTD)
memiliki prinsip dasar pada tahanan listrik dari logam yang bervariasi
sebanding dengan suhu. Kesebandingan variasi ini adalah presisi dengan tingkat
konsisten/kestabilan yang tinggi pada pendeteksian tahanan. Platina adalah
bahan yang sering digunakan karena memiliki tahanan
suhu, kelinearan, stabilitas dan reproduksibilitas. Termistor adalah
resistor yang peka terhadap panas yang biasanya mempunyai koefisien suhu
negatif, karena saat suhu meningkat maka tahanan menurun atau sebaliknya. Jenis
ini sangat peka dengan perubahan tahan 5% per C sehingga mampu mendeteksi
perubahan suhu yang kecil. Sedangkan IC Sensor adalah sensor suhu dengan
rangkaian terpadu yang menggunakan chipsilikon untuk kelemahan penginderanya.
Mempunyai konfigurasi output tegangan dan arus yang
sangat linear. Biasanya sensor ini banyak dipasang pada alat detektor asap
yang digunakan untuk melacak adanya kebakaran.
3.9 FLOW METER SENSOR
Gambar
Sensor Flow Meter
Flow
Meter merupakan Sensor yang digunakan untuk mengetahui flow dari suatu material
baik solid maupun liquid. Di Dunia Industri terdapat macam-macam jenis dari
Sensor Flow ini. Untuk Yang Liquid biasanya menggunakan jenis Turbin,
Elektromagnetic, VenturiMeter dan lain-lain. Sedangkan untuk Solid material
biasanya digunakan dari kombinasi beberapa peralatan instrument yang dijadikan
Flow Meter, contohnya Weigh Feeder.
3.10
FLAME SENSOR
Gambar
Flame sensor
Flame
sensor ini dapat mendeteksi nyala api dengan panjang gelombang 760 nm ~ 1100
nm. Dalam banyak pertandingan robot, pendeteksian nyala api menjadi salah satu
aturan umum perlombaan yang tidak pernah ketinggalan. Oleh sebab itu sensor ini
sangat berguna, yang dapat Anda jadikan 'mata' bagi robot untuk dapat
mendeteksi sumber nyala api, atau mencari bola. Cocok digunakan pada robot
fire-fighting dan soccer robot.
Sensor nyala api ini mempunyai sudut pembacaan 60 derajat, dan beroperasi pada suhu 25 -85 derajat Celcius. Dan tentu saja untuk Anda perhatikan, bahwa jarak pembacaan antara sensor dan objek yang dideteksi tidak boleh terlalu dekat, untuk menghindari kerusakan sensor.
Sensor nyala api ini mempunyai sudut pembacaan 60 derajat, dan beroperasi pada suhu 25 -85 derajat Celcius. Dan tentu saja untuk Anda perhatikan, bahwa jarak pembacaan antara sensor dan objek yang dideteksi tidak boleh terlalu dekat, untuk menghindari kerusakan sensor.
4.
PENJELASAN
IMPEDANSI
Impedansi
(disebut juga hambatan dalam, Z) adalah nilai resistansi yang terukur pada
kutub kutub sinyal jack alat elektronik. Semakin besar hambatan/impedansi, makin
besar tegangan yang dibutuhkan. Impedansi tidak dapat dikatan sebagai hambatan
secara spontan. Karena terdapat perbedaan yang mendasar dari keduanya.
Beberapa sumber mengatakan bahwa impedansi merupakan hasil reaksi hambatan (R,
resistensi) dan kapasitas elektron (C, capacitance) secara bersamaan. Daya
merupakan tegangan kuadratnya dibagi impedansnya:
P
= V2 / Z
P
= daya (watt)
V
= tegangan (volt)
Z
= impedans (ohm)
Impedansi
listrik, atau lebih sering disebut impedansi, menjelaskan ukuran penolakan
terhadap arus bolak-balik sinusoidal. Impedansi listrik memperluas konsep
resistansi listrik ke sirkuit AC, menjelaskan tidak hanya amplitudo relatif
dari tegangan dan arus, tetapi juga fase relatif. Bila sebuah beban diberi
tegangan, impedansi dari beban tersebut akan menentukan besar arus dan sudut
fase yang mengalir pada beban tersebut. Faktor daya merupakan petunjuk
yang menyatakan sifat suatu beban.
yang menyatakan sifat suatu beban.
Impedansi → Jumlah Hambatan Secara
Vektor Pd Rangkaian Arus Bolak – Balik / AC.
1. Impedansi Rangkaian Seri R & L
: Z = √ R2 + XL2
2. Impedansi Rangkaian Seri R & C : Z = √ R2 + XC2
3. Impedansi Rangkaian Seri R – L & C : Z = √ R2 + ( XL – XC ) 2
2. Impedansi Rangkaian Seri R & C : Z = √ R2 + XC2
3. Impedansi Rangkaian Seri R – L & C : Z = √ R2 + ( XL – XC ) 2
RESISTANSI
Hambatan atau
Resistensi adalah kemampuan suatu benda untuk menahan aliran arus listrik.
Dalam suatu sirkuit, arus listrik dari power suplay tidak sepenuhnya dapat
digunakan secara bebas. Terkadang arus listrik tersebut harus di hambat untuk
memperoleh efek tertentu pada sirkuit. Dalam suatu hambatan atom-atom nya akan
bertumbukan dengan elektron-elektron sehingga laju dan kecepatan elektron
menjadi berkurang. Karena kuat arus biasanya di hitung berdasarkan banyak dan
kecepatan elektronnya, maka ketika jumlah elekron dan kecepatannya berkurang
otomatis berkurang pula kekuatan arus yang mengalir dalam suatu hambatan.
Setiap Konduktor
mempunyai hambatan. Ketebalan suatu konduktor menentukan besar-kecilnya
hambatan yang dimilikinya. Konduktor yang tebal memiliki hambatan yang kecil.
Kawat yang tebal mempunyai penampang lintang yang lebih lebar, sehingga mengandung
lebih banyak elektron. Sebaliknya, konduktor yang panjang, memiliki hambatan
yang besar. Ini dikarenakan semakin panjang suatu konduktor semakin banyak pula
atom-atom yang akan menghadang gerak elektron bebasnya sehingga arus listrik
yang dialirkan akan berkurang.
R = ᵨ x l /
A
Dimana:
- R : Resistansi dalam satuan Ohm
( Ω ),
- ᵨ : Resistivitas dalam satuan
Ωm,
- l : panjang dalam satuan meter
dan
- A : luas area dalam satuan m2
KONDUKTANSI
Konduktansi, G,
didefinisikan sebagai ukuran kemampuan suatu bahan untuk mengalirkan muatan dan
dalam standar SI mempunyai satuan siemens (S). Nilai konduktansi yang besar
menunjukkan bahwa bahan tersebut mampu mengkonduksikan arus dengan baik, tetapi
nilai konduktansi yang rendah menunjukkan bahan itu susah mengalirkan muatan.
Secara matematis, konduktansi merupakan kebalikan dari resistansi. Jadi
G = 1/R [siemens, S]
dimana R adalah resistansi, dalam ohm (Ω).
Walaupun satuan SI
untuk konduktansi adalah siemens dan hampir diterima di seluruh dunia,
buku-buku dan catatan yang lama masih menyatakan satuan konduktansi dalam mho
(ejaan ohm dibalik) dan mempunyai lambang omega terbalik, ʊ, sebagai simbolnya.
Dalam kasus ini, hubungannya:
1 ʊ = 1 S
ADMITANSI
Admitansi adalah perbandingan arus listrik
efektif terhadap tegangan efektifnya
untuk isyarat (sinyal) listrik bolak-balik (yang berbentuk sinusoida). Lambang admitansi adalah Y
dengan satuan Siemens. Jadi admitansi berlaku dalam suatu kalang (lingkaran
arus) AC (alternating current).
REAKTANSI
Reaktansi adalah
perlawanan komponen sirkuit/rangkaian atas perubahan arus listrik atau tegangan listrik karena adanya kapasitansi atau induktansi. Medan listrik yang terbentuk dalam komponen tersebut akan
menghambat perubahan potensial listrik dan medan magnetik yang terbentuk menghambat perubahan arus
listrik. Simbol yang dipergunakan untuk menyatakan reaktansi sama dengan yang
dipergunakan pada hambatan listrik, namun memiliki beberapa perbedaan.
Nilai kapasitansi
dan induktansi mempengaruhi sifat dari komponen tersebut, namun efek reaktansi tidak
terlihat ketika komponen tersebut dialiri arus searah, efek reaktansi hanya akan terlihat jika ada perubahan
arus atau tegangan. Jadi, nilai reaktansi berubah-ubah sebanding dengan
perubahan arus, dan jika frekuensi perubahan arusnya teratur, seperti dalam arus bolak-balik, maka nilai reaktansi menjadi konstan. Jika
rangkaian listrik dianalisis menggunakan Kalkulus vektor nilai tahanan adalah bagian riil dari nilai impedansi, sedang nilai reaktansi merupakan imajinernya. Keduannya sama-sama memiliki satuan
internasional Ohm.
Resistor ideal tidak memiliki reaktansi (bernilai 0), sedang induktor dan kapasitor ideal tidak memiliki resistansi (tahanan bernilai 0).
Dalam diagram fasor, reaktansi digunakan
untuk menghitung amplitudo
dan perubahan fase sinusoidal
dari arus
bolak-balik yang mengalir dalam komponen. Dilambangkan dengan
simbol X.
Reaktansi X dan resistansi R diperlukan
untuk menghitung impedansi Z.
Untuk beberapa rangkaian satu dari tiga nilai ini dapat lebih berpengaruh
dibanding yang lain, namun biasanya untuk komponen tertentu pengaruh ini dapat
diabaikan, misal untuk resistor bisa kita abaikan nilai kapasitansi-nya, sedang
untuk kapasitor kita bisa abaikan nilai resistansinya.
dimana
Magnitudonya adalah perbandingan voltase
dan amplitudo arus,
sedang fasenya adalah perbedaan nilai voltase dan arus.
- Jika X>0, maka reaktansinya disebut induktif
- Jika X=0, maka impedansinya dikatakan resistif murni
- Jika X<0, maka reaktansinya disebut kapasitif
RELUKTANSI
Reluktansi
terjadi dari seberapa sulit garis gaya magnet melewati sebuah benda. Secara
teknis, reluktansi adalah sebuah ukuran kebalikan dari benda yang memiliki
fluks magnet. Besi dan baja mempunyai reluktansi yang rendah dan udara memiliki
reluktansi tinggi. Permeabilitas terjadi dari seberapa mudah untuk memberi
sifat magnet lagi pada suatu benda. Dengan cara yang mudah permeabilitas dan
reluktansi adalah ukuran yang berlawanan dari benda yang sama. Reluktansi
menjadi lawan dari fluks magnet dan permeabilitas menjadi mudah jika benda
dapat diberi sifat magnetis lagi. Motor listrik dibuat dengan jarak udara yang
sangat kecil antara armatur dengan medan untuk mengurangi reluktansi rangkaian
magnet. Ini membantu membuat medan magnet yang kuat.
Dari sifat-sifat
logam terhadap kemagnetannya dapat dikatakan bahwa tidak semua logam dapat
dijadikan benda magnet. Adapun bahan – bahan logam berdasarkan sifat
kemagnetannya dibagi menjadi 3 golongan yaitu
- Ferro magnetik : ialah jenis logam yang sangat
mudah dibuat menjadi benda magnet dan sangat mudah dipengaruhi magnet.
Contoh : besi, baja, dan nikel.
- Para magnetik : ialah jenis logam yang tidak
dapat dibuat menjadi benda magnet tetapi masih dapat dipengaruhi magnet.
Contoh : platina dan mangan
- Dia magnetik : ialah jenis logam yang tidak
dapat dibuat magnet dan juga tidak dapat dipengaruhi oleh magnet. Contoh :
tembaga, aluminium dan fosfor.
Tugas 3
DASAR TELEKOMUNIKASI
LA ODE SUWARNO
E1D1 16 047
JURUSAN S1 TEKNIK
ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALU
OLEO
KENDARI
2017
SOAL:
1.
karakteristik perambatan gelombang radio dengan frekuensi
20-100 kHz
2.
karakteristik perambatan gelombang radio dengan frekuensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar